Pendekatan Scientific pada kurikulum 2013 (DPPM)
Kurikulum
2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjang pun sudah dimulai di
Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penerapan kurikulum 2013 ini didasari dengan disadarinya
bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi siswa agar
terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan
peningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi
ini di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang, namun hingga saat ini
harapan baik ini belum terwujudkan juga. Karenanya, dalam perancangan
kurikulum baru ini, pemerintah menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific, karena pendekatan ini dianggap lebih efektif hasilnya
dibandingkan pendekatan tradisional.
Pendekatan
scientific adalah konep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan
menyentuh tiga ranah, yaitu:
1. sikap (afektif),
2. pengetahuan (kognitif), dan
3. keterampilan (psikomotor).
Dengan proses pembelajaran yang demikian maka
diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Terdapat
tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metode pendekatan scientific,
yaitu:
a.
Discovery Learning (penemuan)
b.
Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek)
c.
Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah).
Pendekatan
pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan
pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi
penerapan metode ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (Menyajikan).
1.
Mengamati
Mengamati
ialah Kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri
objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang
relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai
alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi dan dilakukan dengan
cara menggunakan lima indera . Dalam
hal ini guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran. dalam
kegitan mengamati, guru menyajikan video, gambar, miniature, tayangan, atau
obyek asli. Siswa bisa diajak untuk bereksplorasi mengenai obyek yang akan
dipelajari. Terapat dua jenis Pengamatan, yaitu:
i.
pengamatan kualitatif
ii.
pengamatan kuantitatif
2.
Menanya
Kegiatan
belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada
langkah ini suasana pembelajaran yang berhasil adalah terjadinya komunikasi
aktif diskusi materi pelajaran.
3.
Menalar
Kegiatan
belajarnya adalah pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa
akan menalar yaitu menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Mencoba
Kegiatan
yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya
adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/kejadian/ aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi
yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap
siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa yang dipelajari
5.
Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran
(Menyajikan)
Setelah melalui
empat proses di atas, pada proses menyajikan inilah, siswa kembali memainkan
perannya. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada
tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah
dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan,
sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru berfungsi sebgai
fasilitator tentang kegiatan ini. Dalam kegiatan ini semua siswa secara
proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Siswa akan terlatih
untuk menjadi narasumber, menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya
secara ilmiah dan orang yang bisa mandiri serta menjadi orang yang bisa
dipercaya. Semua kegiatan pembelajan akan kembali kepada pencapaian ranah
pembelajaran yaitu ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan.
No comments:
Post a Comment