PENDEKATAN
PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013
Oleh:
Drs. Teguh Suyitno, M.Pd
ABSTRAK
Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan.
Perubahan yang terjadi adalah pergantian kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya.
Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan
Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah. Pada setiap
aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran berbeda-beda,
demikian pada kurikulum sekarang ini. Scientific approach (pendekatan
ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi
pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan
pembelajaran kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses
pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
pendekatan ilmiah. Rumusan masalah yang dikemukakan adalah adalah sebagai
berikut: pertama Pendekatan pembelajaran apa yang digunakan pada aplikasi
kurikulum tahun 2013? dan yang ke dua bagaimanakah model pembelajaran pada pada
aplikasi kurikulum tahun 2013. Langkah pembelajaran pada scientific approach
menggamit beberapa ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Langkah pembelajaran pada scientific approach
mencakup 5 langkah kegiatan utama pembelajaran inti yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran
Kata Kunci: pendekatan, ilmiah.
pembelajaran
A. LATAR BELAKANG
Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan.
Perubahan yang terjadi adalah pergantian kurikulum 2013 dari kurikulum
sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah
menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah.
Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Di beberapa sekolah
telah melaksanakan kurikulum Tahun 2013, sedangkan untuk madrasah (MI, MTs, dan
MA) akan diberlakukan secara serentak akan deberlakukan tahun 2014. Ada banyak
komponen yang melekat pada kurikulum tahun 2013 ini. Hal yang paling menonjol
adalah pendekatan dan startegi pembelajarannya. Guru masih memahami dan
menerapkan pendekatan dan startegi pembelajaran kurikulum sebelumnya. Hal
ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran yang lama
menuju pada metodologi pembelajaran sesuai dengan yang diterapkan pada
kurikulum tahun 2013. Tidak semua guru bisa menerima pergantian kurikulum ini.
Guru yang baik adalah guru yang mau menerima perubahan, melakukan pertumbuhan,
dan perkembangan dalam dunia pendidikan.
Pada kurikulum sebelumnya, proses pembelajaran di kelas masih kurang
mendapatkan perhatian. Belum semua guru melakukan inovasi pada kegiatan inti
pembelajaran. Hal yang terdengar masih membingungkan pada kurikulum 2013 adalah
kegiatan inti pembelajaran. dalam dunia pendidikan kegiatan inti pembelajaran
sering disebut dengan methodology. Bagi semua pemegang kebijakan serta semua pelaksana
pendidikan sangat penting untuk melihat metodologi pembelajaran pada kurikulum
tahun 2013. Metodologi ini menggamit Pendekatan dan Strategi Pembelajaran. Pada
penerapan Pendekatan dan Strategi Pembelajaran ini, guru masih berbeda
pendapat. Ada istilah pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, dan strategi pembelajaran. Hal ini bila
diperbincangkan akan menimbulkan hal yang bersifat debatable. Oleh
karena itu, bagi guru yang terpenting adalah merubah mindset dan memahami serta
mampu menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang diterapkan pada
kurikulum tahun 2013 ini dengan baik sesuai dengan standar proses yang telah
dipersyaratkan sesuai dengan peraturan yang dibelakukan oleh kementerian
pendidikan..
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
- Pendekatan pembelajaran apa yang digunakan pada aplikasi kurikulum tahun 2013?
- Bagaimanakah langkah- langkah pembelajaran pada pada pendekatan scientific approach?
C. Pendekatan Pembelajaran pada
Aplikasi Kurikulum Tahun 2013
Pada setiap aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran
berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini. Scientific approach
(pendekatan ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada
aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan
pembelajaran kurikulum sebelumnya. pada setiap langkah inti proses
pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah ini mempunyai kriteria sebagai berikut: pertama, materi
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata; ke dua, penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis; ke tiga,
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran; ke empat, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran; ke lima, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran; ke enam, berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan; ke tujuh, tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Langkah pembelajaran pada scientific approach menggamit beberapa ranah
pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar
1: Proses pembelajaran menyentuh 3 ranah
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
D.
Langkah-langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific Approach
Langkah-langkah Pembelajaran pada Scientific Approach. Kurikulum 2013
menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah. Langkah pembelajaran pada scientific approach menggamit 5
langkah kegiatan utama pembelajaran inti. Langkah pembelajaran sebagaimana yang
dimaksud ini menggamit kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.
Gambar
2: langkah-langkah pembelajaran pada scientific approach
Kegiatan pertama pada scientific approach adalah pada langkah
pembelajaran observing (mengamati). Siswa mengamati obyek yang akan dipelajari.
Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi. Dalam hal ini guru menyajikan perangkat
pembelajaran berupa media pembelajaran. dalam kegitan mengamati, guru
menyajikan video, gambar, miniature, tayangan, atau obyek asli. Siswa bisa
diajak untuk bereksplorasi mengenai obyek yang akan dipelajarai. Pada
pembelajaran bahasa Inggris, siswa melihat video untuk mengamati sebuah
percakapan. Sebagai contoh untuk mengajarakan Kompetensi Dasar 3. 1. Memahami
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan,
pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya, sesuai
dengan konteks. Pada KD 3.1. tersebut materi pokoknya adalah ungkapan
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya
Sedangkan KD 4.1. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan
merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. Materi pokok pada KD 4.1 adalah menyusun teks lisan
sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih,
dan permintaan maaf. Dari KD 3.1 dan KD 4.1 materinya adalah sama. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa KD 3.1 merupakan pengetahuan (cognitive) yang
harus dikuasai siswa kelas VII SMP/MTs dengan indikator memahami,
sedangkan KD 4.1 merupakan keterampilan yang akan dicapai berupa kata kunci
menyusun teks. Untuk memahami dan menyusun teks mengucapkan dan merespon
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, guru perlu
menayangkan contoh percakapan tersebut.
Langkah ke dua pada scientific approach adalah questioning (menanya).
Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa melakukan pembelajaran
bertanya. Siswa yang pandai dan cerdas akan bertanya atau menjawab pertanyaan
baik dari guru maupun dari teman. Dari tayangan video percakapan yang ada
mengenai sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, siswa
akan bertanya kepada guru atau teman se kelas mengenai bagaimana menyapa,
berpamitan, mengucapkan terimakasih, meminta maaf serta bagaimana mersepon
ungkapan tertsebut. Pada langkah ini suasana pembelajaran yang berhasil adalah
terjadinya komunikasi aktif diskusi materi pelajaran. Siswa akan saling
bertanya dan saling menjawab mengenai stuktur kalimat, makna kata, pronounciation
yang benar.
Langkah ke tiga pada scientific approach adalah associating
(menalar/mengolah informasi). Kegiatan belajarnya adalah pertama, mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa akan menalar yaitu menghubungkan
apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
pada kegiatan ini siswa berlatih menerapkan apa yang dipelajari sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pembelajaran bahasa Inggris pada kelas
VII SMP/MTs. Kompetensi Dasar 3. 1. diatas. Pada KD 3.1. tersebut materi
pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan
maaf, serta responnya Sedangkan KD 4.1. Menyusun teks lisan
sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih,
dan permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Materi pokok pada KD 4.1
adalah menyusun teks lisan sederhana. Melihat 2 hal itu bahwa materi
pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan
maaf, serta responnya. Pada KD 3.1 adalah memahami dan pada KD 4.1 adalah
menyusun teks. Melihat KD 3.1 dan KD 4.1 siswa akan belajar menyusun teks ungkapan
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya
berdasarkan struktur bahasa yang dipelajari pada capain KD 3.1 sebagai
pengetahunan yang telah dipelajarai untuk diasosiasikan dengan menyusun teks
sesuai pada KD 4.1.
Langkah ke empat pada scientific approach adalah experimenting
(mencoba). Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen.
Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, wawancara dengan nara
sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada
langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa
yang dipelajari. Ketika siswa telah bisa menyususn teks tentang pembelajaran
bahasa Inggris pada KD 3.1 dan KD 4.1 yaitu memahami da menyusun ungkapan
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya,
mereka akan mencoba membuat kalimat sebanyak mungkin tentang materi tersebut.
Kegiatan ini bisa dilakukan secara kelompok, secara berpasangan dan secara
individu. Siswa akan mencaba mempraktikkan apa yang dipelajari baik pada
keterampilan reseptif (membaca dan mendengarkan, maupun pada`keterampilan
produktif (berbicara dan menulis). Mereka juga dituntut untuk mengembangkan
kemampuan penguasan kosakta berkaitan dengan KD yang dipelajarai. Keaktifan
siswa dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan bahasa pada contoh ini,
sangat diperlukan dan sangat dipentingkan. Guru akan membimbing seluruh siswa
dalam mencoba mempraktikkan dan mengembangkan kemampuan penguasaan pengetahuan
dan penguasaan keterampilan pada bidang ini. Hal yang sangat penting adalah
bahwa seluruh siswa harus bisa mengikuti pembelajaran dengan riang dan gembira.
Langkah ke lima pada scientific approach adalah networking (membentuk
jejaring). Networking adalah kegiatan siswa untuk membentuk jejaring pada
kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada
tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah
dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa
pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru berfungsi
sebgai fasilitator tentang kegiatan ini. Dalam kegiatan ini semua siswa secara
proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Siswa akan terlatih
untuk menjadi narasumber, menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya
secara ilmiah dan orang yang bisa mandiri serta menjadi orang yang bisa
dipercaya. Para siswa melakukan kegiatan networking ini harus dengan
perasaan riang dan gembira tanpa ada rasa takut dan tekanan dari siapapun. Guru
akan melakukan penilaian otentik dalam proses pembelajaran ini dan penilaian
hasil Pembelajaran. Siswa yang aktif dan berani mengemukakan
gagasan/pendapatnya secara ilmiah tentu akan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Siswa yang masih mempunyai rasa takut dan kurang percaya diri akan terlatih
sehingga menjadi pribadi yang mandiri., dan pribadi yang bisa dipercaya. Semua
kegiatan pembelajan akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran yaitu
ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan.
E.
KESIMPULAN
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Belum semua guru bisa menerima perubahan kurikulum tersebut. Hal yang
terpenting bahwa semua komponen pendidikan, baik dari pemegang kebijakan
pendidikan, penyelenggara dan pelaksana pendidikan, guru, orang tua maupun
siswa harus menerima kenyataan bahwa kurikulum yang diberlakukan adalah
kurikulum tahun 2013. Pada setiap aplikasi kurikulum, tentu dibarengi dengan
pendekatan pembelajaran yang menyertainya. Dulu dikenal pendekatan berbasis
kompetensi, CBSA, PPSI, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
lain sebagainya. Pada kurikulum tahun 2013 ini diterapkan pendekatan scientific
approach. Setiap guru diwajibkan mengenal, memahami dan menerapkan
pendekatan ini agar pembelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum tahun 2013
yang akan dilaksanakan serentak mulai tahun 2014 diseluruh jenjang pendididkan.
Tentu bukan hal yang mudah untukmenerapkan kurikulum baru ini, namun yang
terpenting bahwa seluruh komponen pendidikan harus bersedia dengan segala
keterbukaan dan ketulusan untuk menerima perubahan pada kurikulum ini. Langkah
pembelajaran pada kurikulum ini menggamit lima langkah pembelajaran untuk
pencapaian ranah sikap, kognitif dan keterampilan. Dengan pendekatan yang baru
ini diharapakan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran bisa berjalan lebih baik,
lebih bermakna, serta mampu membuat peserta didik mengikuti pembelajaran dengan
efektif, efesien, riang dan gembira. Tujuan akhir yang akan dicapai adalah
pencapaian tujuan pembelajaran dari setiap kompetensi dasar yang
disajikan.
- See more at:
http://bdksemarang.kemenag.go.id/?p=page&id=271#sthash.9nYb4YkN.ysMs32Nn.dpuf
No comments:
Post a Comment